Rabu, 19 November 2025

MANUSIA mempunyai kodrat sebagai mahluk sosial. Maka dari itu, bersinggungan dengan manusia lainnya merupakan keniscayaan dan tak bisa dihindari. 

Dalam bersinggungan dengan orang lain ini, Nabi Muhammad SAW mencontohkan untuk berbuat baik kepada orang lain atau bermanfaat bagi orang lain. Kita juga dilanjutkan untuk menghindari berbuat buruk atau menyakiti orang lain.

Berbuat baik kepada orang lain mempunyai keutamaan dalam IsIam. Dalam haditsnya, Nabi Muhammad SAW bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

Artinya: ”Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’, No. 3289).

Dalam hadits ini sangat jelas diungkapkan IsIam menempatkan manusia yang bermanfaat kepada orang lain mempunyai kedudukan tinggi. Islam menganjurkan umatnya untuk bermanfaat bagi manusia lainnya.

Semakin bermanfaat sesorang bagi manusia, maka sebaik baik dia baik di hadapan Allah SWT maupun di hadapan manusia lainnya. Maka mari kita ikut menjadi golongan ini.

Banyak yang bisa dilakukan untuk menjadi bermanfaat bagi orang lain. Seperti mengajar jadi seorang guru, pastinya bisa menjadi bermanfaat bagi orang lain. Menuntut ilmu juga bisa bermanfaat bagi orang lain. Bukan hanya kalangan umat muslim saja tapi non muslim juga.

Allah SWT juga menjanjikan ganjaran berlimpah bagi umat Islam yang bermanfaat dan berbuat bagik kepada orang lainnya. Kalau kita berbuat baik, maka kita akan mendapatkan balasan atas perbuatan baik itu.

Meskipun kita berbuat baik kepada orang yang fakir dan miskin. Secara lahiriyah, fakir miskin sulit membalas kebaikan kita. Tapi kita dianjurkan berbuat baik, bersedekah dan memberikannya zakat kepada golongan ini.

Allah pun menjanjikan balasan kebaikan kepada kita setelah berbuat baik kepada golongan fakir miskin maupun orang yang tak mampu lainnya. Bahkan balasannya lebih banyak.

Namun, kita terkadang tak sabar ingin segera mandepatkan balasan kebaikan dari Allah. Padahal itu merupakan tantangan untuk mengukur iman kita. Kalau iman kita kuat, kita akan yakin bahwa perintah untuk memberikan manfaat kepada orang lain dampaknya kembali ke diri kita sendiri.

Allah SWT pun menjadikan pahala berlipat-lipat bagi umat muslim yang berbuat baik saat bulan Ramadan. Bahkan pahalanya bisa meningkat hingga 70 kali.

Namun, saat melakukan kejelekan di bulan Ramada, dosa kita pun berlipat-lipat. Maka mari kita menghindari perbuatan buruk kepada orang lainnya. Apalagi di bulan Ramadan.

Saatnya kita meningkatkan ketakwaan, memperkuat keimanan dan meningkatkan berbuat baik kepada orang lainnya di bulan Ramadan ini.

Tausiah Ramadan ini disampaikan oleh:
KH Achmad Sunarto, Ketua PCNU Kabupaten Rembang

Komentar

Terpopuler