Penting Diketahui, Ini Tips Etika Bermedia Sosial dalam Islam
Murianews
Sabtu, 25 Februari 2023 09:19:18
Ya, aktivitas ini biasa dilakukan dengan berselancar di depan gawai. Adapun sarana paling banyak digunakan adalah melalui sarana media sosial.
Melalui media sosial ini, orang bisa melakukan apa saja. Mulai dari membagi informasi, jualan, bersilaturahmi hingga bertemua orang baru atau kawan lama.
Baca juga: Awas! Kecanduan Media Sosial Bisa Berdampak pada Kesehatan Mental lhoSayangnya, banyak orang yang berlebihan dalam menggunakan media sosial ini. Bahkan tidak sedikit yang sudah seperti kecanduan.
Perlu diketahui, menggunakan media sosial memang boleh-boleh saja alias tidak ada larangannya. Namun, jika kelewatan maka bisa berdampak negatif.
Di mana, melalui media sosial juga bisa menjadi pemecah belah tali silaturahmi jika tidak santun dalam penggunaannya. Banyak sekali contoh perpecahan dan pertengkaran yang terjadi antar anak bangsa yang diakibatkan tidak adanya kontrol dalam bermedia sosial.
Melansir dari NU Online Jatim, Sabtu (25/2/2023), Islam sebagai agama yang menuntun umatnya untuk selalu mengutamakan berbuat baik dalam setiap sisi kehidupan. Begitu juga dalam bermedia sosial, Islam mendukung dengan tetap memperhatikan etika dan akhlak.
Berikut adalah beberapa etika yang harus diperhatikan dalam menggunakan media sosial:
1. Jadikan sebagai sarana untuk menebar kebaikanInformasi yang tersebar di media sosial sedikit banyak mendeskripsikan kejernihan akhlak penulisnya. Mereka yang memiliki pandangan menyebarkan manfaat melalui tulisan dan berwawasan luas tidak akan tergesa-gesa dalam mengunggah berita. Ladang pahala justru akan mengalir apabila setiap hal yang diunggah berkhazanah Islam dan menebar faedah.
2. Lakukan cek dan ricek sebelum berpendapatApabila berita yang ditampilkan hanya untuk mencari popularitas atau istilah kerennya 'pansos' tanpa mengindahkan kebenaran dan fitnah yang akan ditimbulkan, hal ini bisa menjadi awal kesalahpahaman. Berita hoaks tersebar bahkan fitnah dan perundungan melalui tulisan bisa terjadi di media sosial karena kebiasaan asal unggah. Untuk itulah, mencari kebenaran berita menjadi hal wajib sebelum menyebarkannya.
3. Harus memahami bahwa media sosial atau dunia maya sama halnya dengan dunia nyata
Karena di dunia maya saat ini dapat ditelusuri kepemilikan akunnya, selain itu jejak digital akan dapat dilacak dikemudian hari, oleh karena itu perlu berhati-hati jangan menganggap remeh dunia maya. Menyapa dan mengomentari pendapat atau tingkah laku seseorang di media sosial sama halnya dengan menyapa di dunia nyata.
4. Mengingat hisab atas segala perbuatanMenyadari sepenuhnya akan adanya hisab atau perhitungan atas tiap detail yang kita perbuat dapat menjadi pengontrol utama dalam mengendalikan perbuatan. Akan ada hari akhir di ujung kehidupan dunia yang menjadikan manusia sadar akan keterbatasan usia yang dimilikinya.Timbangan baik dan buruk menjadi titik penentu keberadaan manusia di akhirat: surga atau neraka. Kesadaran akan hisab ini pun semestinya kita pegang saat menggunakan media sosial karena apa pun yang kita lakukan dengan media sosial juga akan menjadi catatan amal yang dipertanggungjwabkan kelak.
5. Merasa diawasi oleh malaikat utusan AllahMerasa selalu diawasi oleh malaikat utusan Allah di bahu kanan dan kiri semestinya menjadikan tubuh dan akal berpikir sebelum melakukan tindakan. Begitu pula dengan aktivitas di jejaring sosial. Tulisan, cuitan, unggahan dan komentar kita di media sosial juga kelak akan dimintai pertanggungjawaban.
6. Ikhlas Tanpa Mengumbar RiyaTetapkan misi untuk menggapai ridla Allah tanpa beharap pujian dari manusia yang melambungkan popularitas. Misi atau niat hanya terjadi satu arah, yaitu kejujuran hati kepada Sang Pemilik Kehidupan. Siapapun tidak bisa melihat, apalagi memberikan penilaian terhadap niat seseorang. Hal ini akan menjadi hal yang mendasari untuk terus melakukan segala hal positif meski di media sosial.Dengan tetap memperhatikan enam etika dalam menggunakan media sosial ini, diharapkan persaudaraan akan terjadi walaupun hanya di dunia maya. Tali silaturahmi tetap terjalin dan manfaat perkembangan teknologi sebagai sarana mengkaji ilmu pun dapat terwujud. Mari jaga etika sebagai predikat muslim terpuji dalam bermedia sosial. Penulis: Dani AgusEditor: Dani AgusSumber: jatim.nu.or.id
Murianews, Kudus – Seiring kemajuan teknologi, aktivitas orang tidak hanya dilakukan di dunia nyata. Kini, banyak aktivitas yang dilakukan dalam dunia maya.
Ya, aktivitas ini biasa dilakukan dengan berselancar di depan gawai. Adapun sarana paling banyak digunakan adalah melalui sarana media sosial.
Melalui media sosial ini, orang bisa melakukan apa saja. Mulai dari membagi informasi, jualan, bersilaturahmi hingga bertemua orang baru atau kawan lama.
Baca juga: Awas! Kecanduan Media Sosial Bisa Berdampak pada Kesehatan Mental lho
Sayangnya, banyak orang yang berlebihan dalam menggunakan media sosial ini. Bahkan tidak sedikit yang sudah seperti kecanduan.
Perlu diketahui, menggunakan media sosial memang boleh-boleh saja alias tidak ada larangannya. Namun, jika kelewatan maka bisa berdampak negatif.
Di mana, melalui media sosial juga bisa menjadi pemecah belah tali silaturahmi jika tidak santun dalam penggunaannya. Banyak sekali contoh perpecahan dan pertengkaran yang terjadi antar anak bangsa yang diakibatkan tidak adanya kontrol dalam bermedia sosial.
Melansir dari NU Online Jatim, Sabtu (25/2/2023), Islam sebagai agama yang menuntun umatnya untuk selalu mengutamakan berbuat baik dalam setiap sisi kehidupan. Begitu juga dalam bermedia sosial, Islam mendukung dengan tetap memperhatikan etika dan akhlak.
Berikut adalah beberapa etika yang harus diperhatikan dalam menggunakan media sosial:
1. Jadikan sebagai sarana untuk menebar kebaikan
Informasi yang tersebar di media sosial sedikit banyak mendeskripsikan kejernihan akhlak penulisnya. Mereka yang memiliki pandangan menyebarkan manfaat melalui tulisan dan berwawasan luas tidak akan tergesa-gesa dalam mengunggah berita. Ladang pahala justru akan mengalir apabila setiap hal yang diunggah berkhazanah Islam dan menebar faedah.
2. Lakukan cek dan ricek sebelum berpendapat
Apabila berita yang ditampilkan hanya untuk mencari popularitas atau istilah kerennya 'pansos' tanpa mengindahkan kebenaran dan fitnah yang akan ditimbulkan, hal ini bisa menjadi awal kesalahpahaman. Berita hoaks tersebar bahkan fitnah dan perundungan melalui tulisan bisa terjadi di media sosial karena kebiasaan asal unggah. Untuk itulah, mencari kebenaran berita menjadi hal wajib sebelum menyebarkannya.
3. Harus memahami bahwa media sosial atau dunia maya sama halnya dengan dunia nyata
Karena di dunia maya saat ini dapat ditelusuri kepemilikan akunnya, selain itu jejak digital akan dapat dilacak dikemudian hari, oleh karena itu perlu berhati-hati jangan menganggap remeh dunia maya. Menyapa dan mengomentari pendapat atau tingkah laku seseorang di media sosial sama halnya dengan menyapa di dunia nyata.
4. Mengingat hisab atas segala perbuatan
Menyadari sepenuhnya akan adanya hisab atau perhitungan atas tiap detail yang kita perbuat dapat menjadi pengontrol utama dalam mengendalikan perbuatan. Akan ada hari akhir di ujung kehidupan dunia yang menjadikan manusia sadar akan keterbatasan usia yang dimilikinya.
Timbangan baik dan buruk menjadi titik penentu keberadaan manusia di akhirat: surga atau neraka. Kesadaran akan hisab ini pun semestinya kita pegang saat menggunakan media sosial karena apa pun yang kita lakukan dengan media sosial juga akan menjadi catatan amal yang dipertanggungjwabkan kelak.
5. Merasa diawasi oleh malaikat utusan Allah
Merasa selalu diawasi oleh malaikat utusan Allah di bahu kanan dan kiri semestinya menjadikan tubuh dan akal berpikir sebelum melakukan tindakan. Begitu pula dengan aktivitas di jejaring sosial. Tulisan, cuitan, unggahan dan komentar kita di media sosial juga kelak akan dimintai pertanggungjawaban.
6. Ikhlas Tanpa Mengumbar Riya
Tetapkan misi untuk menggapai ridla Allah tanpa beharap pujian dari manusia yang melambungkan popularitas. Misi atau niat hanya terjadi satu arah, yaitu kejujuran hati kepada Sang Pemilik Kehidupan. Siapapun tidak bisa melihat, apalagi memberikan penilaian terhadap niat seseorang. Hal ini akan menjadi hal yang mendasari untuk terus melakukan segala hal positif meski di media sosial.
Dengan tetap memperhatikan enam etika dalam menggunakan media sosial ini, diharapkan persaudaraan akan terjadi walaupun hanya di dunia maya. Tali silaturahmi tetap terjalin dan manfaat perkembangan teknologi sebagai sarana mengkaji ilmu pun dapat terwujud. Mari jaga etika sebagai predikat muslim terpuji dalam bermedia sosial.
Penulis: Dani Agus
Editor: Dani Agus
Sumber: jatim.nu.or.id