Rabu, 19 November 2025

ALLAH SWT memerintahkan hamba-Nya yang beriman untuk berpuasa agar bisa memahami makna kesederhanaan. Puasa Ramadan mengajarkan manusia untuk menahan diri dari hal-hal negatif yang bisa merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Puasa Ramadan mendidik umat Islam untuk membatasi berbagai hal. Batasan-batasan itu mengharuskan umat untuk bersabar menghadapi batasan-batasan itu sendiri.

Seorang ulama sufi besar asal Damaskus, Abu Sulaiman pernah berkata: aku merasakan manisnya ibadah ketika punggung dan perutku menyatu.

Kalimat tersebut bermakna bahwa orang yang sedang berpuasa jangan terlalu kenyang saat sahur. Sebab, puasa sejatinya adalah kondisi lapar yang harus ditahan layaknya orang-orang fakir miskin yang tak mampu makan secara rutin.

Dalam menjalani puasa Ramadan, tak lantas membuat kita bermalas-malasan. Bekerja dan mencari nafkah tetap harus berjalan beriringan dengan ibadah puasa itu sendiri. Karena keduanya sama-sama memiliki nilai ibadah di hadapan Allah SWT.

Puasa Ramadan juga menjadi momentum untuk muhasabah atau introspeksi diri. Di dalam kesederhanaan dan keterbatasan, kita "ditantang" untuk menilik kembali perilaku-perilaku buruk yang pernah kita lakukan.

Pada satu waktu, seorang sufi masyhur asal Persia, Abu Yazid Al-Bustomi ditanya seseorang: kapan seseorang dikatakan sebagai orang dewasa? Lalu Abu Yazid menjawab: ketika orang itu merasa banyak kekurangan atau kesalahannya lalu berusaha memperbaikinya.

Dai kisah itu kita bisa mengambil hikmah, jika di puasa-puasa lalu kita tidak muhasabah, maka pada momentum puasa kali ini semestinya kita muhasabah dan memperbaiki diri.

Pada momen puasa Ramadan kali ini, janganlah kita menyia-nyiakan kesempatan untuk bertaubat atau meneladani orang-orang terdahulu yang berpuasa dengan penuh kesederhanaan. Dengan menjalani puasa penuh kesederhanaan, kesabaran, keseriusan, maka bukan tidak mungkin kita akan meraih kemenangan di dalam puasa ramadan tahun ini.

Demikian Tausiah Ramadan yang disampaikan KH Mashudi, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Jepara

Editor: Budi Santoso

Komentar

Terpopuler