Ketahui, Ini Lafal Takbir Iduladha dan Waktu Membacanya
Dani Agus
Minggu, 16 Juni 2024 11:42:00
Murianews, Kudus – Zulhijah adalah bulan kedua belas atau terakhir dalam penanggalan hijriyah. Pada bulan Zulhijah terdapat hari raya Iduladha.
Pada perayaan hari raya Id, baik Idulfitri maupun Iduladha sangat dianjurkan untuk melafalkan kalimat takbir mulai malam hari sebelum perayaan hari raya Id.
Terdapat ragam bacaan takbir untuk dibaca di hari raya Id ini. Melansir NU Online, ada tiga bacaan takbir yang bisa dibaca.
1. Dibaca sebanyak tiga kali
Imam An-Nawawi menjelaskan dalam Kitab Al-Majmu' Syarhul Muhadzdzab bahwa bacaan takbir di hari raya Id dibaca sebanyak tiga kali. Berikut lafalnya:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar. Artinya, ”Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar.”
2. Takbir yang lazim dibaca masyarakat
Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa di dalam masyarakat terdapat lafal takbir yang lazim dan bahkan sering dibaca atau dikumandangkan masyarakat. Lafal ini tidak masalah dan cukup baik untuk dibaca. Berikut lafalnya:
.اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ
Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar. Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. Allāhu akbar wa lillāhil hamdu.
Artinya: ”Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar. Segala puji bagi-Nya.”
3. Ditambah bacaan zikir
Imam Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah saw menambahkan zikir di dalam lafal takbir yang dikumandangkan di bukit Shafa. Berikut lafal lengkapnya:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الِلّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الاَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ
Allāhu akbar kabīrā, walhamdu lillāhi katsīrā, wa subhānallāhi bukratan wa ashīlā, lā ilāha illallāhu wa lā na‘budu illā iyyāhu mukhlishīna lahud dīna wa law karihal kāfirūn, lā ilāha illallāhu wahdah, shadaqa wa‘dah, wa nashara ‘abdah, wa hazamal ahzāba wahdah, lā ilāha illallāhu wallāhu akbar.
Artinya: ”Allah maha besar. Segala puji yang banyak bagi Allah. Maha suci Allah pagi dan sore. Tiada tuhan selain Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya, memurnikan bagi-Nya sebuah agama meski orang kafir tidak menyukainya. Tiada tuhan selain Allah yang esa, yang menepati janji-Nya, membela hamba-Nya, dan sendiri memorak-porandakan pasukan musuh. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar.”
Waktu Membaca Takbir
Ahmad Mundzir mengutip pernyataan Syekh Abu Abdillah Muhammad ibn Qasim as-Syafi'i dalam Fathul Qarib al-Mujib bahwa takbir saat momemtum hari raya Id terbagi menjadi dua macam; mursal dan muqayyad. Takbir mursal bisa dilafalkan kapan pun dan di mana pun.
Takbir jenis ini dibaca mulai dari terbenamnya malam Id hingga imam melakukan takbiratul ihram shalat Id, baik Idulfitri maupun Iduladha. Sementara takbir muqayyad memiliki waktu khusus yakni dibaca setelah melaksanakan salat fardu dan sunah.
Waktu membacanya pada setelah salat subuh hari Arafah (9 Zulhijah) dan selesai bakda ashar hari tasyriq terakhir (13 Zulhijah). Dengan kata lain, takbir muqayyad dilaksanakan selama lima hari, mulai tanggal 9 hingga 13 Zulhijah pada setiap selesai salat fardu dan sunah.
Syekh Ibrahim Al Bajuri menjelaskan bahwa takbir pada hari raya Iduladha menyandang dua istilah sekaligus yakni mursal dan muqayyad, karena dibaca sejak malam Id hingga hari tasyriq terakhir.
Murianews, Kudus – Zulhijah adalah bulan kedua belas atau terakhir dalam penanggalan hijriyah. Pada bulan Zulhijah terdapat hari raya Iduladha.
Pada perayaan hari raya Id, baik Idulfitri maupun Iduladha sangat dianjurkan untuk melafalkan kalimat takbir mulai malam hari sebelum perayaan hari raya Id.
Terdapat ragam bacaan takbir untuk dibaca di hari raya Id ini. Melansir NU Online, ada tiga bacaan takbir yang bisa dibaca.
1. Dibaca sebanyak tiga kali
Imam An-Nawawi menjelaskan dalam Kitab Al-Majmu' Syarhul Muhadzdzab bahwa bacaan takbir di hari raya Id dibaca sebanyak tiga kali. Berikut lafalnya:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar. Artinya, ”Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar.”
2. Takbir yang lazim dibaca masyarakat
Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa di dalam masyarakat terdapat lafal takbir yang lazim dan bahkan sering dibaca atau dikumandangkan masyarakat. Lafal ini tidak masalah dan cukup baik untuk dibaca. Berikut lafalnya:
.اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ
Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar. Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. Allāhu akbar wa lillāhil hamdu.
Artinya: ”Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar. Segala puji bagi-Nya.”
3. Ditambah bacaan zikir
Imam Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah saw menambahkan zikir di dalam lafal takbir yang dikumandangkan di bukit Shafa. Berikut lafal lengkapnya:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الِلّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الاَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ
Allāhu akbar kabīrā, walhamdu lillāhi katsīrā, wa subhānallāhi bukratan wa ashīlā, lā ilāha illallāhu wa lā na‘budu illā iyyāhu mukhlishīna lahud dīna wa law karihal kāfirūn, lā ilāha illallāhu wahdah, shadaqa wa‘dah, wa nashara ‘abdah, wa hazamal ahzāba wahdah, lā ilāha illallāhu wallāhu akbar.
Artinya: ”Allah maha besar. Segala puji yang banyak bagi Allah. Maha suci Allah pagi dan sore. Tiada tuhan selain Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya, memurnikan bagi-Nya sebuah agama meski orang kafir tidak menyukainya. Tiada tuhan selain Allah yang esa, yang menepati janji-Nya, membela hamba-Nya, dan sendiri memorak-porandakan pasukan musuh. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar.”
Waktu Membaca Takbir
Ahmad Mundzir mengutip pernyataan Syekh Abu Abdillah Muhammad ibn Qasim as-Syafi'i dalam Fathul Qarib al-Mujib bahwa takbir saat momemtum hari raya Id terbagi menjadi dua macam; mursal dan muqayyad. Takbir mursal bisa dilafalkan kapan pun dan di mana pun.
Takbir jenis ini dibaca mulai dari terbenamnya malam Id hingga imam melakukan takbiratul ihram shalat Id, baik Idulfitri maupun Iduladha. Sementara takbir muqayyad memiliki waktu khusus yakni dibaca setelah melaksanakan salat fardu dan sunah.
Waktu membacanya pada setelah salat subuh hari Arafah (9 Zulhijah) dan selesai bakda ashar hari tasyriq terakhir (13 Zulhijah). Dengan kata lain, takbir muqayyad dilaksanakan selama lima hari, mulai tanggal 9 hingga 13 Zulhijah pada setiap selesai salat fardu dan sunah.
Syekh Ibrahim Al Bajuri menjelaskan bahwa takbir pada hari raya Iduladha menyandang dua istilah sekaligus yakni mursal dan muqayyad, karena dibaca sejak malam Id hingga hari tasyriq terakhir.