Di antara jemaah haji Indonesia, banyak terdapat lansia. Selain itu, ada juga jemaah haji dengan kategori risiko tinggi (risti).
Mereka ini tentu butuh perhatian khusus dari rombongan dan petugas agar bisa melaksanakan rangkaian ibadah dengan baik. Salah satunya adalah ketika melaksanakan sai di Masjidil Haram.
Seperti diketahui, dalam melaksanakan ibadah haji memerlukan ketahanan fisik jemaah. Bagi jemaah yang tergolong kategori risti dan lansia tentu butuh strategi untuk bisa menjalankan ibadah umrahnya dengan baik dan aman terutama saat sai.
Juru Bicara PPIH Pusat Ramadhan Harisman dalam keterangan persnya di Media Center Haji (MCH) Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Minggu (11/06/2023) membagikan
Jemaah haji bisa menggunakan metode istirahat-istirahat. Dari Safa ke Marwa jemaah harus jalan kaki kurang lebih 400 meter.Saat jalan dari Safa ke Marwa, sejenak berhenti, istirahat dulu, berdoa 2 menit untuk menurunkan denyut nadi. Intinya dan yang penting adalah memberikan kesempatan jantung istirahat supaya tidak terlalu terforsir.Kemudian jalan lagi, setiap putaran harus istiratahat. Mungkin selesainya sai lebih lama, tapi lebih aman.”Karenanya, sebaiknya jemaah yang masih muda dan sehat untuk mendampingi jemaah risti dan lansia agar tidak tertinggal dengan kelompok jemaahnya,” ujar Ramadhan, dilansir dari laman Kemenag, Senin (12/6/2023).Disarankan, jemaah yang punya riwayat penyakit jantung dan PPOK atau Penyakit Paru Osbstruktif Kronis disarankan memakai kursi roda, karena rawan terhadap serangan jantung. Petugas terus memantau khusus Jemaah risiko tinggi karena mempunyai penyakit bawaan yang sudah diderita dari Tanah Air.
Murianews, Jakarta – Jemaah haji Indonesia tahun 2023 ini lebih dari 200 ribu orang. Sebagian besar jemaah haji sudah diberangkatkan ke Tanah Suci secara bertahap sejak beberapa pekan lalu.
Di antara jemaah haji Indonesia, banyak terdapat lansia. Selain itu, ada juga jemaah haji dengan kategori risiko tinggi (risti).
Mereka ini tentu butuh perhatian khusus dari rombongan dan petugas agar bisa melaksanakan rangkaian ibadah dengan baik. Salah satunya adalah ketika melaksanakan sai di Masjidil Haram.
Baca juga: Jemaah Haji Meninggal, Ini Besaran Asuransi yang Didapat
Seperti diketahui, dalam melaksanakan ibadah haji memerlukan ketahanan fisik jemaah. Bagi jemaah yang tergolong kategori risti dan lansia tentu butuh strategi untuk bisa menjalankan ibadah umrahnya dengan baik dan aman terutama saat sai.
Juru Bicara PPIH Pusat Ramadhan Harisman dalam keterangan persnya di Media Center Haji (MCH) Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Minggu (11/06/2023) membagikan
tips sai bagi jemaah risti dan lansia.
Jemaah haji bisa menggunakan metode istirahat-istirahat. Dari Safa ke Marwa jemaah harus jalan kaki kurang lebih 400 meter.
Saat jalan dari Safa ke Marwa, sejenak berhenti, istirahat dulu, berdoa 2 menit untuk menurunkan denyut nadi. Intinya dan yang penting adalah memberikan kesempatan jantung istirahat supaya tidak terlalu terforsir.
Kemudian jalan lagi, setiap putaran harus istiratahat. Mungkin selesainya sai lebih lama, tapi lebih aman.
”Karenanya, sebaiknya jemaah yang masih muda dan sehat untuk mendampingi jemaah risti dan lansia agar tidak tertinggal dengan kelompok jemaahnya,” ujar Ramadhan, dilansir dari laman Kemenag, Senin (12/6/2023).
Disarankan, jemaah yang punya riwayat penyakit jantung dan PPOK atau Penyakit Paru Osbstruktif Kronis disarankan memakai kursi roda, karena rawan terhadap serangan jantung. Petugas terus memantau khusus Jemaah risiko tinggi karena mempunyai penyakit bawaan yang sudah diderita dari Tanah Air.