Tiga Ibadah dan Amalan Rasulullah pada Sepuluh Hari Terakhir Ramadan
Dani Agus
Selasa, 11 April 2023 03:06:33
Pasalnya, banyak sekali keutamaan yang terdapat pada sepuluh hari terakhir Ramadan. Pada, waktu ini, diyakini terdapat satu malam yang lebih mulia dari seribu bulan, yakni lailatul qadar.
Hanya saja Rasulullah SAW tidak menjelaskan secara pasti kapan terjadi lailatul qadar. Tujuan dari perahasiaan kedatangan malam ini adalah agar umat Islam selalu beribadah dan memperbanyak amal saleh sembari berharap bertemu lailatul qadar.
Baca juga: Soal Misteri Lailatul Qadar, Ini Penjelasan dari Gus BahaSeperti diketahui, ramadan adalah bulan yang ditunggu-tunggu umat Islam. Pada bulan Ramadan ini, umat Islam mendapat kewajiban untuk melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh.
Bulan suci Ramadan merupakan sebuah momentum penting bagi umat muslim. Pada bulan ini, semua orang berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan dan beribadah kepada Allah SWT.
Bulan Ramadan memiliki keutamaan dan keistimewaan yang besar. Semua amal saleh yang dilakukan pada bulan ini akan mendapat balasan lebih banyak dan lebih baik. Pada bulan ini umat Islam sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal kebajikan dan meninggalkan kemaksiatan.
Melansir dari laman NU Online, Senin (11/4/2023), kehadiran lailatul qadar ditunggu siapapun. Ia merupakan malam penuh berkah dan kemuliaan. Beribadah pada malam tersebut dianggap lebih baik ketimbang beribadah di bulan lain, sekalipun selama seribu bulan.
Tak ada yang mengetahui pasti kapan terjadinya peristiwa tersebut setiap tahunnya. Namun, satu hal yang pasti, muslim di seluruh dunia diperintahkan untuk lebih meningkatkan ibadahnya.
Syekh Zainuddin al-Malibari dalam kitabnya, Fathul Mu’in, menjelaskan bahwa ada tiga amalan utama untuk mengisi hari-hari di fase
sepertiga terakhir Ramadan.
Hal pertama yang bisa dilakukan adalah memperbanyak sedekah. Langkah ini dapat diwujudkan guna mencukupi kebutuhan keluarga, berbagi dengan sesama, khususnya kerabat dan tetangga.Sedekah itu dapat ditunaikan dalam berbagai bentuk. Misalnya, menyediakan buka puasa bagi masyarakat yang tengah menjalaninya, walaupun hanya dengan segelas air. Hal ini tentu sangat berarti bagi saudara-saudara yang tengah membutuhkan.Selain itu, langkah kedua yang dapat dilakukan untuk memperbanyak ibadah di fase sepertiga terakhir Ramadan adalah memperbanyak membaca Al-Qur’an. Kegiatan ibadah membaca Al-Qur'an ini dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, kecuali di tempat-tempat yang dilarang, seperti toilet mengingat tempatnya najis, dan lainnya.Imam Syarofuddin An-Nawawi menjelaskan bahwa membaca Al-Qur'an di akhir malam lebih baik ketimbang awal malam. Secara lebih khusus, membaca Al-Qur'an yang paling baik di siang hari adalah setelah salat shubuh.Syekh Sayid Abu Bakar Syatha dalam I’anatut Thalibin menambahkan bahwa membaca Al-Qur'an di malam hari lebih utama daripada siang hari karena lebih fokus.Adapun hal terakhir yang disarankan Syekh Zainuddin adalah memperbanyak iktikaf di sepuluh terakhir Ramadan. Sebab, Rasulullah SAW melakukan hal tersebut sebagai bentuk meningkatkan ibadahnya, iktikaf ini.Selain itu, Rasulullah SAW juga menghidupkan malam-malam Ramadan. Dalam Shahih Muslim, Sayidah Aisyah ra mengaku menyaksikan Nabi beribadah selama Ramadan hingga menjelang Subuh.Bahkan, dalam riwayat lain, Rasulullah SAW selalu membangunkan keluarganya dalam sepuluh malam terakhir. Hal itu menunjukkan saking istimewanya malam-malam tersebut.Rasulullah SAW juga mengencangkan ikat pinggang pada malam-malam tersebut agar dapat menghindarkan diri dari tempat tidur dan menggauli istrinya. Dengan itu, Rasulullah dapat lebih fokus menjalani ibadah malamnya.Lebih dari itu, Rasulullah SAW juga mandi dan membersihkan diri, merapikan pakaian serta memakai wangi-wangian menjelang waktu isya selama sepuluh hari terakhir Ramadan. Hal ini dengan harapan memperoleh lailatul qadar, begitulah keterangan Ibnu Jarir.
Murianews, Kudus – Bulan Ramadan tanpa terasa sudah hampir memasuki sepuluh hari terakhir. Untuk itu, waktu yang masih tersisa harus kita manfaatkan semaksimal mungkin untuk meningkatkan ibadah.
Pasalnya, banyak sekali keutamaan yang terdapat pada sepuluh hari terakhir Ramadan. Pada, waktu ini, diyakini terdapat satu malam yang lebih mulia dari seribu bulan, yakni lailatul qadar.
Hanya saja Rasulullah SAW tidak menjelaskan secara pasti kapan terjadi lailatul qadar. Tujuan dari perahasiaan kedatangan malam ini adalah agar umat Islam selalu beribadah dan memperbanyak amal saleh sembari berharap bertemu lailatul qadar.
Baca juga: Soal Misteri Lailatul Qadar, Ini Penjelasan dari Gus Baha
Seperti diketahui, ramadan adalah bulan yang ditunggu-tunggu umat Islam. Pada bulan Ramadan ini, umat Islam mendapat kewajiban untuk melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh.
Bulan suci Ramadan merupakan sebuah momentum penting bagi umat muslim. Pada bulan ini, semua orang berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan dan beribadah kepada Allah SWT.
Bulan Ramadan memiliki keutamaan dan keistimewaan yang besar. Semua amal saleh yang dilakukan pada bulan ini akan mendapat balasan lebih banyak dan lebih baik. Pada bulan ini umat Islam sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal kebajikan dan meninggalkan kemaksiatan.
Melansir dari laman NU Online, Senin (11/4/2023), kehadiran lailatul qadar ditunggu siapapun. Ia merupakan malam penuh berkah dan kemuliaan. Beribadah pada malam tersebut dianggap lebih baik ketimbang beribadah di bulan lain, sekalipun selama seribu bulan.
Tak ada yang mengetahui pasti kapan terjadinya peristiwa tersebut setiap tahunnya. Namun, satu hal yang pasti, muslim di seluruh dunia diperintahkan untuk lebih meningkatkan ibadahnya.
Syekh Zainuddin al-Malibari dalam kitabnya, Fathul Mu’in, menjelaskan bahwa ada tiga amalan utama untuk mengisi hari-hari di fase
sepertiga terakhir Ramadan.
Hal pertama yang bisa dilakukan adalah memperbanyak sedekah. Langkah ini dapat diwujudkan guna mencukupi kebutuhan keluarga, berbagi dengan sesama, khususnya kerabat dan tetangga.
Sedekah itu dapat ditunaikan dalam berbagai bentuk. Misalnya, menyediakan buka puasa bagi masyarakat yang tengah menjalaninya, walaupun hanya dengan segelas air. Hal ini tentu sangat berarti bagi saudara-saudara yang tengah membutuhkan.
Selain itu, langkah kedua yang dapat dilakukan untuk memperbanyak ibadah di fase sepertiga terakhir Ramadan adalah memperbanyak membaca Al-Qur’an. Kegiatan ibadah membaca Al-Qur'an ini dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, kecuali di tempat-tempat yang dilarang, seperti toilet mengingat tempatnya najis, dan lainnya.
Imam Syarofuddin An-Nawawi menjelaskan bahwa membaca Al-Qur'an di akhir malam lebih baik ketimbang awal malam. Secara lebih khusus, membaca Al-Qur'an yang paling baik di siang hari adalah setelah salat shubuh.
Syekh Sayid Abu Bakar Syatha dalam I’anatut Thalibin menambahkan bahwa membaca Al-Qur'an di malam hari lebih utama daripada siang hari karena lebih fokus.
Adapun hal terakhir yang disarankan Syekh Zainuddin adalah memperbanyak iktikaf di sepuluh terakhir Ramadan. Sebab, Rasulullah SAW melakukan hal tersebut sebagai bentuk meningkatkan ibadahnya, iktikaf ini.
Selain itu, Rasulullah SAW juga menghidupkan malam-malam Ramadan. Dalam Shahih Muslim, Sayidah Aisyah ra mengaku menyaksikan Nabi beribadah selama Ramadan hingga menjelang Subuh.
Bahkan, dalam riwayat lain, Rasulullah SAW selalu membangunkan keluarganya dalam sepuluh malam terakhir. Hal itu menunjukkan saking istimewanya malam-malam tersebut.
Rasulullah SAW juga mengencangkan ikat pinggang pada malam-malam tersebut agar dapat menghindarkan diri dari tempat tidur dan menggauli istrinya. Dengan itu, Rasulullah dapat lebih fokus menjalani ibadah malamnya.
Lebih dari itu, Rasulullah SAW juga mandi dan membersihkan diri, merapikan pakaian serta memakai wangi-wangian menjelang waktu isya selama sepuluh hari terakhir Ramadan. Hal ini dengan harapan memperoleh lailatul qadar, begitulah keterangan Ibnu Jarir.