Jumat, 29 September 2023

Tak Harus Jalan-Jalan, Ini Tips Ngabuburit Islami yang Bisa Dicoba dan Mendatangkan Pahala

Dani Agus
Sabtu, 8 April 2023 15:45:55
Foto: Ilustrasi (freepik.com)
Murianews, Kudus – Ngabuburit adalah aktivitas atau tradisi yang biasa dilakukan orang Indonesia saat bulan Ramadan. Aktivitas ini dilakukan untuk menunggu datangnya waktu berbuka puasa.

Ada beragam kegiatan yang dilakukan saat ngabuburit ini. Seperti jalan-jalan ke tempat wisata atau keramaian hingga berburu takjil untuk berbuka puasa.

Saat ngabuburit ini hendaknya jangan seenaknya. Pasalnya, ada potensi menghilangkan pahala puasa saat ngabuburit ini.

Baca juga: Melatih Keikhlasan dan Kejujuran di Bulan Ramadan

Hal ini hendaknya penting diperhatikan dan lakukanlah kegiatan yang positif dan bernilai ibadah saat ngabuburit. Sayang sekali jika ngabuburit hanya dihabiskan untuk hal-hal kurang berfaedah atau bahkan berpotensi memicu maksiat. Alih-alih dapat pahala justru puasa berlalu tanpa makna.

Ingat, Rasulullah pernah bersabda:

    رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الْجُوعُ


Artinya: ”Betapa banyak orang yang berpuasa, ia tidak mendapat apa-apa kecuali rasa lapar.” (HR Ibnu Majah)

Sebab itu, berikut sejumlah tips agar ngabuburit kita memiliki nilai positif lebih dan menghasilkan pahala yang melimpah, melansir dari NU Online, Sabtu (8/4/2023).

1. Tadarus Al-Quran   

Bulan Ramadan dikenal dengan syahrul quran (bulan Al-Quran). Selain karena kitab suci umat Muslim turun pada bulan ini, Rasulullah saw juga menjadikan momen Ramadan untuk memberikan perhatian lebih kepada Al-Quran.

Ibnu Rajab Al-Hambali dalam Bughyatul Insān fī Wadzā’ifi Ramadhān saat menjelaskan anjuran perbanyak tadarus Al-Quran di bulan puasa mengutip hadits berikut,

  عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ


Artinya: ”Dari Ibnu Abbas berkata, ”Rasulullah saw adalah manusia yang paling lembut terutama pada bulan Ramadan ketika malaikat Jibril as menemuinya, dan adalah Jibril mendatanginya setiap malam di bulan Ramadan, dimana Jibril mengajarkannya Al-Quran. Sungguh Rasulullah saw orang yang paling lembut daripada angin yang berhembus.” (HR Al-Bukhari).

Hadis ini menunjukkan bahwa Rasulullah saw menjadikan Ramadan untuk lebih intens membaca Al-Quran. Para ulama sejak dulu pun demikian, bahkan ada juga yang bisa mengkhatamkan satu sampai dua kali dalam satu hari selama Ramadan.

2. Berbagi Takjil

Istilah takjil barangkali tidak asing lagi bagi umat Muslim saat bulan puasa. Takjil merupakan makanan atau minuman untuk mengawali buka puasa. Biasanya berupa yang manis-manis seperti sirup, es buah, buah-buahan, dan sebagainya.

Kita bisa menjadikan waktu ngabuburit untuk bersedekah takjil kepada saudara sesama Muslim. Bersyukur, tampaknya berbagi takjil sudah menjadi tradisi di Indonesia. Kita bisa banyak menjumpainya saat sore hari di sejumlah jalan dan masjid atau mushala.

Terkait keutamaan sedekah di bulan Ramadan, Rasulullah bersabda,

   مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا


Artinya: ”Barangsiapa memberi makan orang yang berpuasa, maka ia akan memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR At-Tirmidzi).

Dalam kesempatan lain, Syekh ‘Izzuddin bin Abdissalam dalam Maqāshidush Shaum mengatakan,

 فَمَنْ فَطَّرَ سِتَّةً وَ ثَلَاثِيْنَ صَائِمًا فِي كُلِّ سَنَةٍ فَكَاَنَّمَا صَامَ الدَّهْرَ وَ مَنْ كَثُرَ بِفِطْرِ الصَّائِمِيْنَ عَلَى هَذِهِ النِّيَّةِ كَتَبَ اللهُ لَهُ صَوْمَ عُصُوْرٍ وَ دُهُوْرٍ


Artinya: ”Barang siapa memberi makanan pada 36 orang yang berpuasa setiap tahun, maka seakan-akan ia puasa satu tahun (karena kebaikan dilipatgandakan pahalanya sepuluh kali), dan barangsiapa memperbanyak memberi takjil atau makan dan minum untuk orang-orang yang berpuasa atas dasar niat ini, Allah mencatat baginya puasa berabad-abad dan bertahun-tahun.” ((‘Izzuddin bin Abdissalam, Maqāshidush Shaum [Damaskus: Darul Fikr, 1992], h. 18)

Kalkulasi pahala ini berdasarkan rumus setiap satu amal kebaikan akan dibalas 10 kali lipat. Sehingga, memberi makan berbuka untuk 36 orang akan mendapat balasan pahala 360. Setara dengan jumlah hari dalam satu tahun. Meski dalam satu tahun ada 365 hari.

3. Iktikaf di Masjid   

Menghabiskan waktu ngabuburit dengan beriktikaf di masjid juga memiliki nilai pahala yang cukup tinggi. Iktikaf dilakukan dengan berdiam diri di dalam masjid sambil memperbanyak ibadah seperti shalat sunah, dzikir, dan membaca Al-Qur’an. Hal ini sudah biasa dilakukan oleh Rasulullah saw.

Dalam satu hadis disebutkan:

  كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ


Artinya: ”Rasulullah saw melaksanakan iktikaf pada sepuluh (malam) terakhir dari bulan Ramadan sampai beliau wafat, lalu (dilanjutkan) istri-istrinya yang iktikaf sepeninggalnya.” (HR Al-Bukhari).

Hadits di atas menjelaskan bahwa Rasulullah saw menjadikan sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadan untuk banyak beriktikaf di masjid. Sebab, waktu-waktu tersebut merupakan momen potensial terjadinya lailatul qadar.

Meski demikian, tidak ada salahnya jika kita beriktikaf selama satu bulan penuh, sebab waktu terjadinya lailatul qadar juga berpotensi di selain sepuluh hari terakhir.

4. Menuntut Ilmu

Mendengarkan kajian Ramadan juga bisa menjadi pilihan tepat untuk mengisi waktu ngabuburit. Di era digital seperti sekarang, kita bisa banyak menjumpai kajian-kajian keislaman di media sosial. Banyak para pendakwah milenial membuat konten islami yang bisa kita akses. Selain itu, tidak sedikit pula kiai-kiai pesantren yang melakukan live streaming pengajian dari pesantren masing-masing.

Ada banyak ayat Al-Qur’an dan hadits yang menyinggung soal keutamaan dan pahala menuntut ilmu. Salah satunya sabda Rasulullah saw:

  وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ على الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ


Artinya: ”Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu dibanding ahli ibadah seperti keutamaan bulan di malam purnama dibanding seluruh bintang- bintang.” (HR Abu Dawud).

Komentar