Siapa yang Pertama Kali Mengadakan Maulid Nabi?
Cholis Anwar
Jumat, 13 September 2024 06:58:00
Murianews, Jakarta – Tahun ini, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW jatuh pada Senin, 16 September 2024. Maulid Nabi merupakan momen penting bagi umat Muslim untuk mengenang kelahiran Nabi Muhammad SAW yang lahir pada 12 Rabiul Awal di Tahun Gajah dari pasangan Aminah dan Abdullah.
Peringatan Maulid Nabi tidak hanya diadakan di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia oleh umat Muslim. Namun, siapa sebenarnya yang pertama kali mengadakan peringatan ini?
Para ulama dan ahli sejarah Islam berbeda pendapat mengenai siapa yang pertama kali memperingati Maulid Nabi. Mengutip dari NU Online, secara umum banyak yang meyakini bahwa Raja Mudhaffar Abu Said Kuukuburi, penguasa Irbil, adalah orang pertama yang menggelar perayaan Maulid Nabi secara seremonial.
Raja Mudhaffar dikenal sebagai raja yang mulia dan dermawan, serta memiliki rekam jejak yang baik dalam membangun masjid dan memperkuat ajaran Islam, termasuk pembangunan Masjid al-Mudhaffari di kaki Gunung Qasiyun.
Pendapat ini juga didukung oleh Imam as-Suyuti dalam kitabnya ”al-Hawi lil Fatawi” yang menyebut bahwa Raja Mudhaffar adalah penguasa yang pertama kali merayakan Maulid Nabi secara meriah.
Namun, tidak semua sejarawan setuju dengan pendapat tersebut. Sejarawan Mesir, Hasan as-Sundawi, dalam kitabnya menyebut bahwa Dinasti Fatimiyah adalah yang pertama kali mengadakan peringatan Maulid Nabi.
Diprakarsai oleh Ubaid al-Mahdi, perayaan ini tidak hanya memperingati kelahiran Nabi Muhammad, tetapi juga perayaan-perayaan lainnya seperti kelahiran Sayyidina Ali, Sayyidah Fatimah, dan Sayyidina Hasan dan Husain.
Setelah Dinasti Fatimiyah runtuh, perayaan Maulid Nabi tetap dilanjutkan oleh para raja dan ulama dari kalangan Sunni. Mereka melakukan penyesuaian terhadap praktik-praktik yang tidak sesuai dengan syariat Islam, tetapi tetap mempertahankan semangat memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Ada juga pendapat dari Syekh Bukhit Muhammad Bukhit al-Muthi'i yang menyatakan jika Sultan Nuruddin adalah sosok pertama yang merayakan Maulid Nabi setelah runtuhnya Dinasti Fatimiyah. Sultan Nuruddin merayakan kelahiran Nabi setiap tanggal 12 Rabiul Awal, sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.
Murianews, Jakarta – Tahun ini, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW jatuh pada Senin, 16 September 2024. Maulid Nabi merupakan momen penting bagi umat Muslim untuk mengenang kelahiran Nabi Muhammad SAW yang lahir pada 12 Rabiul Awal di Tahun Gajah dari pasangan Aminah dan Abdullah.
Peringatan Maulid Nabi tidak hanya diadakan di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia oleh umat Muslim. Namun, siapa sebenarnya yang pertama kali mengadakan peringatan ini?
Para ulama dan ahli sejarah Islam berbeda pendapat mengenai siapa yang pertama kali memperingati Maulid Nabi. Mengutip dari NU Online, secara umum banyak yang meyakini bahwa Raja Mudhaffar Abu Said Kuukuburi, penguasa Irbil, adalah orang pertama yang menggelar perayaan Maulid Nabi secara seremonial.
Raja Mudhaffar dikenal sebagai raja yang mulia dan dermawan, serta memiliki rekam jejak yang baik dalam membangun masjid dan memperkuat ajaran Islam, termasuk pembangunan Masjid al-Mudhaffari di kaki Gunung Qasiyun.
Pendapat ini juga didukung oleh Imam as-Suyuti dalam kitabnya ”al-Hawi lil Fatawi” yang menyebut bahwa Raja Mudhaffar adalah penguasa yang pertama kali merayakan Maulid Nabi secara meriah.
Namun, tidak semua sejarawan setuju dengan pendapat tersebut. Sejarawan Mesir, Hasan as-Sundawi, dalam kitabnya menyebut bahwa Dinasti Fatimiyah adalah yang pertama kali mengadakan peringatan Maulid Nabi.
Diprakarsai oleh Ubaid al-Mahdi, perayaan ini tidak hanya memperingati kelahiran Nabi Muhammad, tetapi juga perayaan-perayaan lainnya seperti kelahiran Sayyidina Ali, Sayyidah Fatimah, dan Sayyidina Hasan dan Husain.
Setelah Dinasti Fatimiyah runtuh, perayaan Maulid Nabi tetap dilanjutkan oleh para raja dan ulama dari kalangan Sunni. Mereka melakukan penyesuaian terhadap praktik-praktik yang tidak sesuai dengan syariat Islam, tetapi tetap mempertahankan semangat memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Ada juga pendapat dari Syekh Bukhit Muhammad Bukhit al-Muthi'i yang menyatakan jika Sultan Nuruddin adalah sosok pertama yang merayakan Maulid Nabi setelah runtuhnya Dinasti Fatimiyah. Sultan Nuruddin merayakan kelahiran Nabi setiap tanggal 12 Rabiul Awal, sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.