Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jakarta – Selama menjalankan ibadah puasa Ramadan, umat Islam diwajibkan untuk menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbitnya fajar hingga Matahari terbenam. Namun, sering kali muncul pertanyaan apakah marah dapat membatalkan puasa atau tidak.

Dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan, penting bagi umat Islam untuk memahami tidak hanya tentang batalnya puasa secara fisik, tetapi juga tentang batalnya pahala yang dapat diperoleh dari puasa.

Dalam buku ”Setetes Embun Hikmah Ramadhan” karya Drs. Sunhaji Hadi Mustofa menjelaskan, berpuasa dengan motivasi selain untuk mendekatkan diri kepada Allah, seperti ingin dicintai orang lain atau sekadar ingin melangsingkan tubuh, juga termasuk puasa yang batal pahalanya.

Rasulullah juga mengingatkan umatnya bahwa puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menjauhi perbuatan yang haram dan sia-sia, termasuk marah.

Meskipun marah adalah salah satu wujud dari emosi manusia, penting bagi orang yang sedang berpuasa untuk dapat menahan dan mengendalikan amarahnya.

Allah pernah berfirman dalam Al-Qur'an surat Az Zumar ayat 10 tentang keutamaan orang yang dapat menahan amarah.

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Artinya: ”Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dibalas dengan pahala tanpa batas.”

Rasulullah pernah mengingatkan umatnya tentang pentingnya kesabaran, bahwa hanya orang-orang yang bersabarlah yang akan mendapatkan pahala tanpa batas.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah menasihati agar seseorang tidak marah, karena kemarahan datangnya dari setan.

Dengan menjaga emosi dan menahan diri dari kemarahan, seseorang akan memperoleh derajat yang tinggi di sisi Allah, serta memastikan bahwa pahala puasanya tidak sia-sia.

Komentar